
Transformasi digital yang melanda dunia akuntansi kini menjadi topik hangat dalam dunia profesional. Bertempat di Hotel Lor In Syariah Surakarta, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Komisariat Surakarta menggelar Sarasehan Akuntansi di Era Kecerdasan Buatan (AI) pada Sabtu pagi (11/10/2025) pukul 08.00--11.30 WIB.
Acara ini menghadirkan tokoh-tokoh penting di dunia akuntansi dan pemerintahan, seperti Hendri Santoso, S.E., Ak., M.Si. selaku Ketua IAI Wilayah Jawa Tengah, Dr. H. Abdul Haris Al-Mashari, S.E., M.Si. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI sekaligus Pembina IAI Jawa Tengah, serta Astrid Widayani, M.B.A., Wakil Wali Kota Surakarta yang hadir secara virtual.
Kegiatan ini menjadi wadah kolaborasi antara profesional akuntansi, akademisi, dan pemerintah dalam menghadapi tantangan baru dunia kerja yang kini didominasi oleh kecerdasan buatan dan digitalisasi sistem keuangan.
Akuntan Harus Bersinergi dengan AI, Bukan Tersisih
Dalam pemaparannya, Hendri Santoso, S.E., Ak., M.Si. menegaskan bahwa profesi akuntan tidak boleh takut terhadap kemajuan teknologi. Menurutnya, justru AI adalah mitra strategis yang akan mempercepat efektivitas dan akurasi pekerjaan.
"Akuntan harus terus meningkatkan skill dan bersinergi dengan AI dalam pelaksanaan profesinya. Dunia sudah berubah secara disruptif. Akuntan bukan lagi sekadar pencatat pembukuan, tapi analis yang mampu memanfaatkan teknologi tanpa meninggalkan integritas dan akuntabilitas," ujar Hendri.
Sebagai Ketua IAI Wilayah Jawa Tengah, Hendri juga menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan pelatihan-pelatihan berkelanjutan agar para anggota mampu beradaptasi dengan teknologi terkini. "Kami ingin anggota IAI Jawa Tengah terus up to date dengan kemampuan digital, analisis data, serta pemanfaatan sistem akuntansi berbasis aplikasi modern," tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya soft skill di tengah dunia kerja yang semakin digital. "Selain menguasai sistem, akuntan masa depan harus punya kemampuan komunikasi, personal branding, dan kolaborasi lintas sektor," ujarnya tegas.
Akuntansi dan Etika Tetap Jadi Pilar Transparansi Publik
Sementara itu, Dr. H. Abdul Haris Al-Mashari, S.E., M.Si., selaku Pembina IAI Jawa Tengah dan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, menyoroti pentingnya peran akuntan dalam menjaga transparansi publik di era digital.
"Akuntan sejak dulu memiliki peran strategis dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas, terutama di sektor publik. Kini saatnya akuntan move on mengikuti arus digitalisasi, tapi jangan pernah meninggalkan nilai-nilai etika," tegas Abdul Haris.
Ia menekankan bahwa integritas adalah napas utama profesi ini. "Nilai kejujuran dan tanggung jawab tidak boleh pudar meski kita hidup di era mesin pintar. Akuntanlah penjaga kepercayaan publik terhadap keuangan negara," ujarnya.
Selain itu, Abdul Haris juga menyampaikan pentingnya kegiatan seperti sarasehan ini sebagai jembatan antara dunia kebijakan, pendidikan, dan profesi. "Ini bukan sekadar ajang diskusi, tapi juga reuni dan regenerasi. Akuntan senior dan muda bisa bersinergi menjaga keberlangsungan profesi agar terus relevan dan berdaya saing," tambahnya.
Kepada para akuntan muda, ia memberi pesan agar terus belajar dan berkontribusi dalam pembangunan nasional. "Negara kita agraris dan maritim. Akuntan sangat dibutuhkan dalam mengawal akuntabilitas pembangunan nasional," ujarnya.
Pemerintah Kota Dukung Profesionalisme Akuntan Digital
Dalam sambutan virtualnya, Wakil Wali Kota Surakarta, Astrid Widayani, M.B.A., menyampaikan apresiasi kepada IAI Komisariat Surakarta yang berhasil menggelar kegiatan inspiratif ini.
"Kami merasa bangga dan mendukung penuh peran akuntan di era digital. Profesi ini bukan hanya penting di bidang keuangan, tetapi juga dalam tata kelola pemerintahan yang good governance," ujarnya.
Astrid juga menilai penerapan AI dalam bidang akuntansi pemerintahan dapat meningkatkan efisiensi dan inovasi, namun tetap membutuhkan peran manusia.
"AI sangat membantu efisiensi, tapi peran akuntan tidak bisa digantikan. AI adalah alat bantu, sedangkan akuntan adalah pengambil keputusan yang menjunjung integritas," katanya menegaskan.
Ia berharap sinergi antara pemerintah, akademisi, dan profesional akuntansi di Solo Raya terus diperkuat untuk menciptakan tata kelola keuangan yang transparan dan akuntabel.
Gebrakan Baru IAI Surakarta: Peluncuran Website dan Kolaborasi Era Digital
Ketua Panitia sekaligus Ketua IAI Komisariat Surakarta, Tulus Setiawan, mengungkapkan bahwa sarasehan ini merupakan langkah awal pengurus baru dalam membangun kekompakan dan semangat kolaboratif antaranggota.
"Acara ini kami desain sebagai ajang kekeluargaan dan reuni akuntan Solo Raya. Kami juga ingin menarik minat akuntan muda agar siap menghadapi era digital. Hari ini sekaligus kami luncurkan website resmi IAI Solo sebagai bentuk modernisasi layanan organisasi," jelasnya.
Acara berlangsung interaktif dan meriah, apalagi dengan kehadiran Mas Pangsit dari Teamlo, yang bertindak sebagai pembawa acara. Tak banyak yang tahu bahwa sosok humoris ini ternyata juga lulusan akuntansi---membuat suasana sarasehan terasa akrab, penuh tawa, namun tetap sarat makna profesional.
Arah Baru Profesi Akuntansi di Solo Raya
Kegiatan sarasehan ini menjadi refleksi bahwa profesi akuntan bukan sekadar soal angka, tetapi tentang integritas, tanggung jawab sosial, dan adaptasi terhadap teknologi. IAI Surakarta berkomitmen untuk terus menjadi wadah pengembangan profesionalisme akuntan yang adaptif, beretika, dan tangguh menghadapi era kecerdasan buatan.
Dengan semangat sinergi antara dunia pendidikan, pemerintahan, dan profesi, Surakarta diharapkan menjadi kota percontohan bagi transformasi akuntansi digital di Indonesia---tempat di mana teknologi dan nilai-nilai etika berjalan beriringan menuju masa depan yang lebih transparan, efisien, dan berintegritas.
Referensi : Kompasiana.com